Klekap adalah salah satu fenomena yang dapat ditemui di tambak udang. Klekap pada tambak udang harus diatasi agar tidak terjadi penurunan kualitas air yang membahayakan udang yang dibudidayakan.
Apa itu klekap dan bagaimana cara mengatasinya klekap pada tambak udang? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut!
Pengertian Klekap
Klekap adalah lembaran yang terbentuk dari alga yang saling melekat menjadi anyaman, yang kemudian bercampur dengan feses udang dan kotoran lainnya di tambak. Ada berbagai jenis mikroalga dan organisme bentik yang menyusun klekap, di antaranya Oscillatoria sp., Rhizosolenia sp., Pleurosigma sp., Amphora sp., Cocconeis sp., dan Achnanthes sp.
Klekap biasa ditemukan secara alami di habitat perairan bentik (bagian terendah atau dasar) pada bagian dengan intensitas cahaya yang paling tinggi, khususnya di daerah sedimen intertidal atau pasang surut muara.
Di tambak udang, klekap yang sudah terbentuk dapat terangkat ke permukaan air karena adanya proses oksidasi. Proses oksidasi disebabkan oleh tingginya intensitas sinar matahari yang menembus ke dasar kolam.
Klekap di tambak udang dapat diidentifikasi dengan warna lembaran coklat kehijauan sampai hijau kebiruan tergantung jenis alga penyusunnya.
Peran Klekap di Tambak
Di alam, klekap merupakan produsen di daerah muara dan pantai dangkal tempat mereka hidup, dengan produktivitas yang lebih tinggi daripada fitoplankton. Selain itu, klekap juga mendukung dinamika sedimen. Beberapa jenis alga diatom menjaga kestabilan sedimen melalui ekskresi zat polimer.
Namun, keberadaannya klekap di tambak justru menyebabkan meningkatnya konsentrasi bahan organik dan menurunnya kandungan oksigen terlarut yang tersedia untuk udang.
Baca juga: Waspada Titik Mati di Tambak
Klekap yang tidak dibersihkan dari permukaan tambak akan kembali turun ke dasar kolam dan membusuk, menghasilkan gas amonia dan hidrogen sulfida yang beracun dan berbau busuk. Fenomena ini menyebabkan penurunan kualitas air hingga stres dan kematian pada udang.
Mengatasi Klekap di Tambak
Melihat dampak negatif dari klekap pada tambak udang, petambak perlu mengetahui cara mengatasinya. Berikut cara mengatasi klekap pada tambak udang:
1. Jaga kebersihan air tambak
Tambak perlu dijaga kebersihannya dengan mengangkat klekap yang ada di permukaan air. Selain itu, untuk mencegah penumpukan klekap yang kembali tenggelam, lakukan siphon secara rutin untuk membersihkan dasar kolam. Pasalnya, meningkatnya klekap juga dipicu oleh menumpuknya bahan organik di air tambak.
Baca juga: Pentingnya Memahami Kualitas Air dan Manajemennya
2. Perhatikan aerasi dan sirkulasi air
Aerasi dan sirkulasi air yang baik memastikan bahwa oksigen tersebar secara merata di seluruh tambak dan tidak ada penumpukan bahan organik. Penambahan aerasi dan sirkulasi bisa dilakukan dengan penggunaan aerator atau jet bubble agar sirkulasi limbah atau sedimen di titik mati menjadi lebih baik. Jet bubble dapat diletakkan secara simetris di setiap sudut kolam juga untuk meminimalisir titik mati.
3. Lakukan pemupukan untuk menumbuhkan plankton
Terakhir, pemberian pupuk urea serta penambahan probiotik membantu menumbuhkan kembali plankton secara seimbang di tambak udang. Plankton akan membantu membentuk kembali kualitas air tambak dengan baik.
Kesimpulan
Klekap adalah lembaran yang terbentuk dari alga yang melekat dengan kotoran udang di tambak. Klekap dapat naik ke permukaan karena proses oksidasi yang dipicu oleh intensitas cahaya matahari. Jika dibiarkan, klekap dapat menyebabkan gangguan kualitas air sehingga membahayakan udang budidaya.
Untuk cara mengatasi klekap pada tambak udang, petambak dapat:
- Menjaga kebersihan air tambak
- Memperhatikan aerasi dan sirkulasi air
- Melakukan pemupukan untuk menumbuhkan plankton
Selain tiga langkah tersebut, petambak juga perlu memantau kondisi tambak mereka secara rutin. Dengan mencatat data tambak, seperti data kualitas air, data budidaya, dan data plankton, petambak dapat mengantisipasi penurunan kualitas air dan mengambil langkah yang tepat untuk budidayanya.
JALA App #HadirMembantu petambak untuk mencatat, memantau, dan menganalisis budidaya mereka secara real-time kapan saja, di mana saja. Belum bergabung di JALA App? Segera daftarkan diri Anda di app.jala.tech dan download aplikasinya di Google Play Store atau App Store!