Tips Budidaya

Kanibalisme pada Udang

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
30 Juli 2021
Bagikan artikel
cannibalism-on-shrimp.jpg

Udang vaname yang memiliki nama latin Litopenaeus vannamei memiliki perilaku alamiah memakan sesamanya, udang memakan udang lainnya. Perilaku ini sering disebut juga kanibalisme. Kanibalisme merupakan sifat alami udang vaname yang juga terjadi pada semua jenis keluarga udang.

Jika terjadi dalam kondisi budidaya kanibalisme tentu sangat merugikan. Membuat nilai survival rate (SR) atau tingkat sintasan udang menjadi rendah. Artinya jumlah udang yang hidup sampai masa panen bisa turun drastis. Membuat produktivitas budidaya menjadi turun. Sebagai perilaku alami, kanibalisme tidak bisa diobati, namun bisa diminimalisir.

Daftar Isi
Artikel Terkait

Perhatikan manajemen pakan

Makan adalah kebutuhan, udang di alam dan dalam kondisi budidaya sama-sama akan berusaha memenuhi kebutuhan makan. Jika tidak dipenuhi maka sifat alamiah udang bisa muncul dengan agresivitasnya akan menjadi kanibal. Sasaran utamanya yaitu udang yang lemah atau lebih kecil ukurannya.

Perlu kecermatan petambak untuk mengetahui nafsu makan udang. Salah satu cara yang paling umum dilakukan yaitu dengan melakukan cek anco (Baca juga artikel sebelumnya: Cek Anco dan Sampling). Penting dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan makan udang, terutama saat nafsu makan tinggi sebaiknya pakan yang diberikan tercukupi.

Solusi lain untuk menangani kanibalisme adalah penambahan prtoein triptofan dalam pakan. Triptofan menekan sifat kanibalisme dengan menurunkan agresivitas udang.

banner-cta-jala-app.png

Waspada saat masa molting

Molting adalah fase rutin pergantian karapas atau kulit yang dialami udang sebagai tanda adanya pertumbuhan. Kanibalisme semakin tinggi saat dalam masa pergantian kulit atau molting ini. Udang yang sedang mengalami ganti kulit akan lebih lemah dan rentan dimangsa udang lain, terutama yang ukurannya lebih besar.

Ditambah lagi jika udang kekurangan makan, maka perilaku kanibalisme bisa semakin tinggi. Sehingga salah satu usaha yang bisa dilakukan yaitu mengusahakan udang bisa molting secara serentak (Baca juga artikel sebelumnya: Bulan Purnama dan Molting Udang). Selain itu, pada masa molting massal usahakan pakan tercukupi.

Menjaga keseragaman udang

Sebelumnya telah disebutkan jika udang yang lebih kecil cenderung menjadi sasaran udang yang lebih besar untuk menjadi korban kanibalisme. Artinya terjadi tingkat keberagaman udang yang tinggi, ukuran udang tidak merata. Terdapat udang yang besar, tetapi ada udang yang ukurannya masih kecil, atau dalam istilah petambak daerah pulau Jawa menyebutnya dengan ‘mblantik.

Menjaga keseragaman udang menjadi langkah berikutnya untuk meminimalisir tingginya kanibalisme. Lakukan sampling secara rutin untuk mengetahui lebih dini pertumbuhan udang terjadi secara merata atau belum. Jika terjadi tidak meratanya pertumbuhan bisa menjadi indikasi adanya penyakit EHP (Baca selengkapnya: EHP) atau program pakan maupun cara penebaran pakan yang belum tepat.

Waspada kanibalisme menjadi penyebab menyebarnya penyakit

Udang yang sakit juga menjadi sasaran bagi udang sehat yang kekurangan makan. Udang yang sakit cenderung lemah, berenang ke tepi kolam, kalah dalam persaingan makan, atau mati di dasar kolam. Jika udang yang sakit dikarenakan penyakit akut seperti white spotmyo, atau bahkan EMS maka menjadi peluang untuk menyebar ke udang yang kanibal. Udang yang memakan udang sakit bisa menjadi tertular dan sakit.

Kanibalisme dapat menjadi salah satu faktor menyebarnya penyakit. Sehingga kembali perlu perhatian yang menyeluruh dimulai dari program pakan yang tepat ditambah dengan manajemen kualitas air yang baik serta penerapan biosekuriti (Baca juga artikel sebelumnya: Memahami Pentingnya Biosekuriti) akan mencegah terjadinya penyakit.

 

Terakhir, kanibalisme juga bisa dideteksi dengan melakukan siphon (Baca juga artikel sebelumnya: Sedot Lumpur Sarang Penyakit). Jika terdapat udang mati dengan kondisi anggota tubuh tidak lengkap, seperti kaki jalan atau kaki renang hilang bisa menjadi pertanda terjadinya kanibalisme. Maka perlu evaluasi pada beberapa langkah yang telah disebutkan di atas.

Setelah berbagai langkah ditempuh, masih terdapat kemungkinan tetap terjadi kanibalisme. Hal ini karena kita tidak benar-benar mengetahui kondisi dalam tambak. Terpenting, langkah minimalisir sudah ditempuh sehingga SR akan relatif terjaga hingga akhir budidaya.

Untuk proses budidaya yang lebih efisien, Anda bisa memantau SR udang budidaya Anda secara praktis melalui JALA App. Aplikasi ini dapat membantu Anda melakukan banyak hal, contohnya seperti:

  • Memantau 40+ parameter budidaya udang (Mulai dari data pakan dan data sampling, hingga data kualitas air)
  • Membuat estimasi performa budiddaya, mulai dari biomassa, survival rate, hingga harga jual udang
  • Mengelola keuangan dan manajemen stok bisnis budidaya udang Anda
  • Mengecek tren harga udang di berbagai daerah

Jadi tunggu apa lagi? Yuk install JALA App sekarang juga!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.