Tips Budidaya

Sistem Budidaya Udang Kombinasi Plankton dan Bakteri

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
16 November 2023
Bagikan artikel
Cover - Sistem Kombinasi.jpg

Budidaya udang dengan sistem kombinasi plankton dan bakteri merupakan sistem yang umum digunakan oleh petambak dengan metode intensif. Pada sistem ini budidaya berupaya menyeimbangkan konsentrasi plankton dan bakteri. Hubungan yang kompleks dari keduanya berusaha dikontrol agar dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan udang.

Sebelumnya telah dibahas bagaimana budidaya dengan sistem plankton dan sistem bioflok. Kemudian untuk sistem budidaya udang kombinasi plankton dan bakteri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Memerlukan tahap menumbuhkan plankton dan bakteri pada masa persiapan air
  2. Melakukan monitoring kepadatan plankton dengan pengecekan kecerahan harian
  3. Mengaplikasikan fermentasi probiotik 1-2 kali per minggu
  4. Memerlukan kontrol keseimbangan plankton dan bakteri agar tidak saling mendominasi

Penerapan sistem kombinasi plankton-bakteri

Masa persiapan

Penerapan sistem budidaya kombinasi plankton dan bakteri dimulai sejak tahap persiapan. Pada persiapan air setelah dilakukan sterilisasi air kemudian ditumbuhkan plankton dan bakteri probiotik. Penumbuhan plankton dapat dilakukan dengan diberikan fermentasi berbagai bahan seperti molase, bekatul, dan pupuk. Hasil fermentasi kemudian ditebar ke air. Untuk menumbuhkan bakteri probiotik dapat menggunakan produk probiotik yang siap diaplikasikan maupun melalui aktivasi.

Masa budidaya

Setelah tebar benur, masuk pada manajemen pakan dilanjutkan dengan pengelolaan air dan pertumbuhan udang. Lakukan monitoring budidaya secara visual, menggunakan alat ukur kualitas air, dan pengecekan di laboratorium.

Baca juga: Plankton dan Kualitas Air Tambak Udang

Dalam proses budidaya kestabilan plankton dijaga dengan melakukan monitoring kecerahan harian dan fluktuasi pH harian. Upayakan kecerahan pada 30-40 cm dan pH 7,5-8,0 dengan fluktuasi harian 0,2-0,5. Manajemen bakteri juga perlu dilakukan dengan melakukan pengecekan ke laboratorium. Untuk kontrol probiotik dapat diberikan 1-2 kali per minggu sesuai kebutuhan dan hasil pengecekan laboratorium.

Pada sistem kombinasi plankton dan bakteri juga perlu mengontrol total bahan organik, kelimpahan dan jenis plankton dominan, serta total bakteri terhadap total vibrio. Pengamatan harus rutin dilakukan untuk menjaga dalam kisaran ideal sehingga tidak mengganggu kesehatan dan pertumbuhan udang. Manajemen plankton dan bakteri dengan memeriksa kecerahan atau memeriksa sampel air dan sedimen ke laboratorium perlu dilakukan hingga proses budidaya berakhir. Semua perlakuan untuk menurunkan atau menaikkan plankton dan bakteri dilakukan berdasarkan hasil pengecekan laboratorium.

Perhatian penerapan sistem kombinasi plankton-bakteri

Sistem kombinasi plankton-bakteri ini merupakan yang paling umum diterapkan di tambak Indonesia. Salah satu kekurangan dari sistem ini adalah rentan terjadi blooming fitoplankton yang menyebabkan rendahnya transparansi air, tidak tersedianya DO di lapisan bawah kolam, dan dapat menyebabkan akumulasi senyawa toksik seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida.

Tambak udang yang menerapkan sistem ini sangat rentan terjadi penurunan kualitas air, terutama jika terjadi penumpukan bahan organik dan pada akhirnya tidak menjamin produktivitas yang maksimal. Karena itu, petambak perlu melakukan monitoring rutin pada tambaknya, mulai dari parameter fisik, kimia, dan biologi.

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.