Industri Udang

Budidaya Udang Berkelanjutan: Teknis, Sistem, dan Bisnis

Vanessa
Vanessa
5 Juli 2024
Bagikan artikel
Cover - Sustainable Shrimp Farm.webp

Keberlanjutan dalam budidaya udang selalu menjadi topik yang hangat dibicarakan di kalangan pelaku industri. Tambak yang menerapkan keberlanjutan memastikan bahwa budidaya dapat terus berjalan, bahkan dari generasi ke generasi. Bagaimana cara mewujudkan keberlanjutan budidaya dari segi teknis, sistem, dan bisnis? Simak selengkapnya di artikel ini.

Tantangan yang menghalangi keberlanjutan

Dalam budidaya udang, terdapat berbagai permasalahan di lapangan yang dapat menghalangi produktivitas yang berkelanjutan, khususnya di budidaya yang sudah berjalan selama beberapa siklus. Permasalahan tersebut di antaranya penyakit udang hingga dinamika kualitas air. Umumnya, berbagai masalah ini disebabkan oleh masuknya terlalu banyak bahan organik ke lingkungan air di tambak.

Selain itu, dinamika plankton di tambak yang seringkali terabaikan atau minim dipantau juga menyebabkan budidaya menjadi bermasalah. Pasalnya, keberadaan plankton membantu memastikan kadar oksigen terlarut (DO) tercukupi, serta menjadi makanan alami bagi udang pada awal masa budidaya.

Namun, jumlah plankton yang terlalu banyak juga dapat membahayakan bagi budidaya udang, khususnya jika terjadi fenomena blooming algae. Dampak negatifnya di antara lain nafsu makan udang terganggu, serta memicu munculnya penyakit.

Prinsip dasar untuk perbaikan

Untuk menghadapi tantangan di atas, perbaikan yang dapat dilakukan terbagi dalam kategori eksternal dan internal. Secara eksternal, semua petambak perlu bersama memahami lingkungan laut sebagai sumber air budidaya dan bersepakat untuk menggunakan sumber maupun fasilitas lainnya dengan saling menjaga. Selain itu, pengecekan laboratorium juga diperlukan untuk membantu deteksi dini jika ada ancaman penyakit di tambak.

Secara internal, biosekuriti maksimum perlu dilakukan di setiap fase budidaya, termasuk di tandon pasok dan tandon pembuangan. Biosekuriti membantu mengeliminasi atau mencegah adanya organisme penyebab penyakit, mulai dari virus, bakteri, maupun parasit. Selain itu, treatment juga perlu dilakukan di tandon untuk air sumber agar mendekati standar ideal untuk budidaya udang dari aspek fisika, kimia, dan mikrobiologi.

Baca juga: Standar Kualitas Air Sumber untuk Budidaya Udang

Memperhatikan titik kritis di sepanjang budidaya

Dalam mengusahakan budidaya yang berkelanjutan, petambak juga perlu mengetahui titik-titik kritis yang ada di sepanjang fase budidaya. Pada fase perencanaan, kapasitas listrik, pompa, tandon, dan SDM harus dicatat dengan matang agar operasional budidaya dapat berjalan lancar.

Kemudian pada fase persiapan, terapkan biosekuriti dan pastikan kesiapan plankton di air tambak. Pada fase tebar, pastikan benur memiliki ukuran merata. Selama budidaya, lakukan pemantauan rutin dan deteksi penyakit sedini mungkin agar dapat melakukan tindakan yang sesuai.

Perbarui dan dapatkan informasi menarik seputar budidaya bersama JALA

Materi yang dibagikan di atas merupakan bagian dari webinar yang diadakan oleh JALA, SHRIMPS TALK: Mengenal Budidaya Udang lebih dekat. Webinar tersebut diadakan pada 25 Juni 2024 lalu dengan tema “Budidaya Berkelanjutan dari Segi Lingkungan dan Bisnis, Sepenting Apa?”. Materi ini dibawakan oleh Ir. Hardi Pitoyo, seorang praktisi tambak udang dari Shrimp Club Indonesia.

Selain paparan dari Ir. Hardi Pitoyo, SHRIMPS TALK ke-16 ini juga menghadirkan presentasi menarik lainnya terkait regulasi budidaya udang dari segi lingkungan bersama narasumber kedua. Nantikan pembahasan selengkapnya di blog JALA!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.