Tips Budidaya

Apa itu DoC Budidaya Udang? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Kalyca Krisandini
Kalyca Krisandini
16 April 2024
Bagikan artikel
Cover - DoC Budidaya Udang.webp

DoC adalah salah satu istilah yang sering dijumpai dalam budidaya udang. Memahami DoC sangat penting karena menjadi acuan berjalannya budidaya dan berpengaruh kepada manajemen pakan udang. Apa yang dimaksud dengan DoC pada budidaya udang? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!

Mengenal Istilah DoC dalam Budidaya Udang

Day of culture atau DoC udang adalah durasi lamanya budidaya yang menjadi acuan jalannya budidaya, umumnya dihitung setelah tebar dilakukan dengan satuan hari.

DoC adalah skala penting untuk meninjau berbagai parameter budidaya mulai dari estimasi ABW, size, biomassa, SR, dan lain sebagainya.

Apa Saja yang Terjadi pada DoC Awal?

Pada DoC awal atau DoC 0-30, udang mengalami aklimatisasi atau penyesuaian dengan lingkungan baru. Proses ini meliputi penyesuaian terhadap suhu, oksigen terlarut (DO), dan salinitas. Perubahan lingkungan dari hatchery ke kolam budidaya ini kadang mengakibatkan udang mudah stres. Ketika stres, udang akan mengalami penurunan nafsu makan.

Nafsu makan yang menurun akan membuat udang rentan terkena penyakit, salah satunya EMS yang masih berkaitan dengan AHPND. EMS biasa terjadi pada DoC 0-30. Ketika sudah lewat 30 hari dan udang tidak menunjukkan tanda-tanda bermasalah, kemungkinan besar udang tidak terkena EMS.

Selain itu, pada DoC 0-30 udang lebih sering mengalami molting dibandingkan hari-hari sesudahnya. Ini dikarenakan molting cenderung terjadi antara 2 sampai 6 minggu awal budidaya. Molting sendiri merupakan salah satu tanda udang stres sehingga wajib diwaspadai.

Dari segi manajemen pakan, petambak umumnya masih masih menerapkan blind feeding atau pakan buta pada DoC 0-30. Blind feeding adalah metode pemberian pakan yang tidak mengacu pada program pakan dan lebih bergantung pada kesediaan pakan alami di kolam. Maka dari itu, pemberian pakan harian di 30 hari awal tidak sebanyak pemberian setelah 30 hari sehingga kenaikan feeding rate tidak signifikan.

Baca juga: Mengenal Dua Trik Manajemen Pakan: Blind Feeding dan Puasa

Bagaimana Cara Menghadapi Masa Rawan Budidaya (DoC 0-30)?

DoC 0-30 disebut sebagai masa rawan budidaya sehingga petambak perlu memusatkan lebih banyak perhatian pada masa ini. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan petambak untuk melaluinya:

1. Menerapkan biosekuriti

Tidak dapat dipungkiri, biosekuriti merupakan tindakan penting dalam berbudidaya udang, apalagi pada masa awal budidaya. Biosekuriti membantu mencegah masuknya bibit penyakit, mencegah penyebarannya di tambak, dan menekan risiko kerugian akibat penyakit. Dengan menerapkan biosekuriti, udang dapat tumbuh sehat dan tahan penyakit di masa rawan budidaya.

Baca juga: Memahami Pentingnya Biosekuriti

2. Memerhatikan manajemen pakan alami

Pemberian pakan ke udang harus melibatkan feeding rate yang tergantung pada berat udang (Supono, 2019). Pada 30 hari awal budidaya, udang lebih membutuhkan pakan alami seperti fitoplankton atau zooplankton untuk berkembang. Menurut Putri dkk. (2020), keduanya berperan penting dalam memenuhi gizi udang di awal kehidupannya.

Baca juga: FCR Udang Vaname: Pengertian dan Cara Menghitungnya

3. Memantau kondisi fisik dan perilaku udan

Saat masa rawan, petambak perlu memantau kondisi fisik udang dengan cara mengecek anco. Pengecekan dapat dilakukan pada DoC 15 atau 20 karena biasanya ukuran udang masih sangat kecil pada hari-hari sebelum itu. Selain mengecek kondisi fisik, petambak juga perlu memantau perilaku udang, termasuk gerakan udang, cara makan, dan apakah udang sedang mengalami stres.

Dengan memantau aspek-aspek tersebut, petambak dapat mendeteksi adanya gejala yang tidak normal dan melakukan mitigasi sedini mungkin. Apalagi mengingat udang rentan mengalami stres dan terserang penyakit pada DoC 0-30 ini.

4. Menjaga kualitas air

Kualitas air adalah salah satu penentu keberhasilan budidaya sehingga wajib dikelola sebaik mungkin. Ini tidak terbatas pada kualitas air untuk jalannya budidaya saja, melainkan juga kualitas air sumber, baik dari sumur bor ataupun dari laut. Parameter fisika, kimia, dan biologi air harus tetap dalam kisaran ideal agar udang bisa tumbuh sehat sejak masa awal budidaya.

Kisaran ideal parameter kualitas air dapat mengacu pada tabel berikut: </p>

 Parameter Kisaran ideal
 Suhu 26-32oC
 Salinitas 15-30 ppt
 pH 7,5-8,5
 Oksigen terlarut >4 ppm
 Alkalinitas 100-150 ppm
 Kecerahan 30-50 cm

5. Melakukan sampling

Selepas masa rawan, petambak juga perlu melakukan sampling untuk mengetahui kondisi udang. Sampling pertama dapat dilakukan pada DoC 30 hingga 40. Tolak ukur sampling pertama adalah jika udang sudah mencapai size 300 atau memiliki bobot 3 gram per ekornya.

Kesimpulan

Day of culture atau DoC udang adalah durasi lamanya budidaya setelah tebar dilakukan, dihitung dalam satuan hari. DoC 0-30 dianggap sebagai masa rawan dalam budidaya. Untuk memastikan budidaya berhasil melalui masa rawan tersebut, petambak perlu menerapkan biosekuriti, memerhatikan manajemen pakan, memantau kondisi dan perilaku udang, dan menjaga kualitas air. Setelah itu, petambak juga perlu melakukan sampling.

Meskipun DoC 0-30 merupakan masa rawan budidaya, bukan berarti DoC berikutnya tidak penting dan diabaikan begitu saja. Seluruh tahap dalam budidaya udang membutuhkan penguasaan teknis dan wawasan terkait manajemen yang tepat.

Selain itu, sangat penting bagi petambak untuk mencatat data budidaya secara rutin agar dapat memahami perkembangan di tambaknya. JALA App #HadirMembantu petambak mencatat lebih dari 40 parameter budidaya untuk mengambil langkah terbaik sesuai kondisi aktual. Dengan begitu, petambak dapat terus menerapkan budidaya yang produktif berkelanjutan agar hasilnya nanti pun akan maksimal.

Belum bergabung di JALA App? Segera kunjungi app.jala.tech untuk mendaftarkan diri Anda dan unduh versi mobile-nya dari Google Play Store atau App Store!

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.