Tips Budidaya

Vibrio: Penyebab Penyakit Udang dan Cara Mencegahnya

Wildan Gayuh Zulfikar
Wildan Gayuh Zulfikar
29 April 2024
Bagikan artikel
vibrio-penyebab-penyakit-udang.jpg

Bakteri vibrio adalah ancaman utama yang mengintai budidaya udang selain virus. Ketika kepadatannya mencapai > 104 CFU/mL, keberadaannya akan membahayakan udang dan berpotensi memicu berbagai penyakit fatal. Apabila dibiarkan, penyakit tersebut akan menimbulkan kematian massal dan mengarah pada kerugian ekonomi bagi petambak.

Apa itu Bakteri Vibrio?

Vibrio sp. atau bakteri vibrio adalah bakteri patogen yang hidup di perairan dan paling sering menyerang udang vaname. Beberapa spesiesnya antara lain

  • Vibrio harveyi
  • Vibrio vulnificus
  • Vibrio anguillarum
  • Vibrio alginolyticus
  • Vibrio parahaemolyticus
  • Vibrio fluvialis

Bakteri vibrio bersifat oportunistik, artinya berada dalam keadaan normal di lingkungan pemeliharaan, tetapi berkembang dari sifat saprofit menjadi patogen apabila lingkungannya memungkinkan (Tjahjadi, 1994 dalam Sazali, 2008). Serangan bakteri ini akan semakin parah apabila tingkat kepadatan udang dan kondisi sekitarnya kurang mendukung.

Apa itu Penyakit Vibriosis pada Udang?

Vibriosis pada udang adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Vibrio sp., seperti Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio alginolyticus. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian hingga 100% saat stadia larva atau juvenil.

Bagian udang yang terkena serangan Vibriosis umumnya jaringan pencernaan udang seperti hepatopankreas dan lambung. Penyakit ini juga dapat dideteksi dengan mengisolasi bakteri dari tubuh udang yang sakit kemudian menanamnya pada media agar yang selektif terhadap vibrio, yakni TCBS agar (Sazali, 2008).

Gejala Udang yang Terserang Bakteri Vibrio

Udang yang terserang bakteri vibrio umumnya menunjukkan perubahan perilaku dan gejala fisik. Berikut tanda-tandanya:

1. Nafsu makan udang menurun

Gejala pertama udang yang terserang bakteri vibrio adalah nafsu makan yang menurun. Ketika dicek di anco, pakan akan tersisa banyak, menandakan udang tidak banyak mengonsumsi pakan yang diberikan.

2. Udang terlihat lemas

Udang yang terlihat lemas adalah imbas dari nafsu makan yang menurun. Ketika terserang bakteri vibrio, udang akan bergerak pasif, berenang miring, dan mendekati permukaan air.

3. Udang memucat

Warna tubuh udang yang terserang vibrio umumnya berubah menjadi pucat. Ini diakibatkan oleh kerusakan jaringan di dalam tubuhnya.

4. Muncul cahaya pada tubuh udang

Gejala ini umumnya ditunjukkan oleh udang yang terserang bakteri Vibrio harveyi. Pada tubuh udang akan muncul cahaya saat kondisi sekitarnya gelap.

Penyakit Udang yang Disebabkan Bakteri Vibrio

Selain gejala-gejala di atas, udang yang terkena penyakit akibat bakteri vibrio juga memunculkan beberapa gejala khusus. Berikut dua penyakit berbahaya yang bisa muncul akibat vibrio:

White Feces Diseases (WFD)

Vibrio parahaemolyticus pada udang dapat menyebabkan WFD atau yang kerap disebut penyakit berak putih. Gejala WFD ditandai dengan munculnya kotoran atau berak putih dari udang yang mengambang di tambak. Kotoran ini adalah kumpulan jaringan pencernaan udang yang rusak, meluruh, kemudian membentuk agregat yang menyatu dengan kotoran.

Agregat ini menyerupai gregarin sehingga diagnosa penyebab penyakit ini awalnya disebabkan oleh gregarin. Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata ada asosiasi kuat dengan keberadaan bakteri Vibrio. Terdapat juga indikasi lain bahwa WFD distimulasi oleh blooming Blue Green Algae (BGA). Salah satu racun yang dihasilkan BGA yaitu hepatotoksin turut menyebabkan rusaknya hepatopankreas udang sehingga berak udang berwarna putih.

Baca selengkapnya: Penyebab dan Pencegahan Blooming Algae di Tambak Udang, Petambak Wajib Waspada!

Selain itu, udang yang stres lebih mudah terkena penyakit. Stres dapat berasal dari kualitas air yang menurun. Kualitas air membutuhkan perhatian besar agar tidak terjadi blooming BGA dan mengganggu kenyamanan udang untuk tumbuh sehat.

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND)

AHPND pada kondisi yang parah menyebabkan kematian di awal budidaya yakni sekitar hari ke-35-45 bahkan yang kini terjadi sebelum masa budidaya mencapai 30 hari dengan tingkat kematian 40-100% dalam 4 hari. Hepatopankreas udang yang terkena AHPND mengalami nekrosis, yaitu mengerut dan ususnya kosong.

Sementara itu, istilah Early Mortality Syndrome (EMS) yang dikaitkan dengan AHPND sebenarnya bukanlah penyakit tetapi hanya bentuk teknis dari AHPND, dan penyebab terkuatnya adalah Vibrio parahaemolyticus (Zorriehzahra dan Banaederakhshan, 2015).

Udang yang terkena AHPND pada taraf yang parah akan mengalami kematian dini pada awal masa budidaya udang yaitu 10-30 hari pasca tebar dengan tingkat kematian hingga 100%. Peristiwa kematian akibat EMS terjadi saat temperatur lingkungan sedang tinggi.

EMS menjadi ketakutan petambak udang di seluruh dunia. Sindrom ini ditunjukkan dengan kematian dini udang, bahkan sebelum DOC atau 30 hari setelah tebar benih udang. Persebarannya dimulai dari Tiongkok pada tahun 2009 dan merambah ke berbagai daerah di Asia. Namun, penyebab kematian secara mendadak masih diteliti.

Cara diagnosis terjadinya penyakit ini selain adanya kotoran putih juga meliputi pankreas yang mengecil, usus kosong, nafsu makan menurun, dan pertumbuhan menurun. Konfirmasi kehadiran penyakit ini adalah dengan membawa sampel udang dan sedimen untuk dilakukan uji di laboratorium.

Cara Mencegah Bakteri Vibrio di Tambak Udang

Setelah memahami apa itu bakteri vibrio dan gejala-gejalanya, Anda juga perlu mengetahui cara mencegah bakteri vibrio berkembang di tambak. Berikut beberapa tindakan yang dapat Anda terapkan:

1. Menjaga stabilitas kualitas air

Kualitas air yang fluktuatif akan memperbesar risiko berkembangnya penyakit pada udang. Jika nilai parameter kualitas air sering berubah mendadak, udang rentan mengalami stres dan mudah terserang penyakit. Maka sebaiknya kualitas air dijaga agar tetap stabil dan ideal.

2. Menggunakan benur yang berkualitas

Menggunakan benur berkualitas adalah salah satu langkah penting dalam berbudidaya. Benur yang sehat dan memiliki sertifikat SPF (Specific Pathogen Free) akan lebih menjamin kesehatan udang.

3. Menerapkan sanitasi yang baik

Sanitasi adalah bagian dari penerapan biosecurity. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah bakteri patogen (vibrio) masuk ke area tambak dan menyerang udang. Caranya dengan memastikan seluruh personel dalam keadaan bersih dan alat-alat tambak bebas dari bibit penyakit.

4. Mengontrol quorum sensing

Quorum sensing adalah sistem komunikasi bakteri vibrio yang bertujuan mengaktifkan ekspresi gen tertentu, dalam hal ini sifat patogen. Risiko penyakit dapat diminimalisir dengan melakukan quorum sensing control.

5. Mengaplikasikan probiotik

Probiotik berfungsi memecah bahan organik menjadi senyawa kimia sederhana agar mudah terurai alami. Cara kerja ini dapat menekan populasi bakteri vibrio di kolam dan menghindarkan udang dari penyakit berbahaya.

Kesimpulan

Vibrio adalah bakteri patogen bersifat oportunistik yang kerap menyerang udang. Penyakit udang yang kerap muncul akibat bakteri ini adalah AHPND dan WFD, sedangkan vibriosis pada udang dapat disebabkan oleh bakteri gram negatif vibrio.

Udang yang terserang vibrio biasanya menunjukkan gejala-gejala berikut:

  • Nafsu makan menurun
  • Terlihat lemas
  • Memucat
  • Muncul cahaya pada tubuhnya di kondisi gelap

Untuk mencegah bakteri vibrio berkembang, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Menjaga kualitas air
  • Menggunakan benur yang berkualitas
  • Menerapkan sanitasi yang baik
  • Mengontrol quorum sensing
  • Mengaplikasikan probiotik

Selain itu, Anda juga perlu melakukan pencatatan setiap kali ada gejala penyakit atau tanda-tanda kemunculan vibrio. Anda dapat mencatatnya dengan praktis di JALA App, aplikasi manajemen tambak udang dari JALA.

Temukan banyak manfaat berbudidaya dengan JALA App! Daftar di app.jala.tech atau download aplikasinya di Google Play Store atau App Store.

Referensi

Kupas Strategi Penanganan Vibriosis pada Udang | Trobos Aqua

Tjahjadi, M. R. (1994). Bakteri Penghambat Vibrio harveyi untuk Menanggulangi dan Penyakit Berpendar pada Larva Udang Windu (Penaeus monodon). (skripsi). dalam Sazali, S. (2008). (rep.). Skrining Bakteri Vibrio sp. Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens 16S rDNA. Pekanbaru, Riau: Universitas Riau.

Penting! Mengenal Bakteri Vibrio | JALA

Zorriehzahra, M. J., & Banaederakhshan, R. (2015). Early mortality syndrome (EMS) as new emerging threat in shrimp industry. Advances in Animal and Veterinary Sciences, 3(2s), 64–72. https://doi.org/10.14737/journal.aavs/2015/3.2s.64.72

Ikuti Berita Terbaru JALA

Dapatkan pemberitahuan tips budidaya, update fitur dan layanan, serta aktivitas terkini JALA.